Wed Feb 07 2024
Wed Feb 07 2024
Salah satu proses dalam kehidupan adalah menerima kenyataan bahwa seseorang yang sangat berarti bagi kita pergi untuk selamanya. Rasa duka adalah hal yang normal dirasakan kita semua ketika hal tersebut terjadi.
Namun beberapa dari kita tidak pernah bisa berhenti merasakan duka bahkan hingga sekian tahun lamanya.
Apakah normal untuk merasakan duka yang berkepanjangan?
Rasa duka yang berkepanjangan dan tak kain mereda, atau bahkan terasa lebih menyakitkan merupakan bentuk dari Prolonged Grief Disorder (WHO, 2022). Rasa duka tersebut dapat membuat individu tidak dapat berfungsi secara sosial dan bahkan memiliki hambatan dalam lingkungan pekerjaan, sekolah, ataupun masyarakat, serta menyebabkan gangguan mental lainnya.
American Psychiatrist Association & World Health Organization telah dan akan memasukan gangguan rasa duka berkepanjangan dalam masing-masing DSM V (Persistent Bereavement-Related Disorder) dan ICD 11 (Prolonged Grief Disorder) (Jordan & Litz, 2014).
Diagnosis Prolonged Grief Disorder
Berikut beberapa poin yang harus terpenuhi untuk menegakkan diagnosis Prolonged Grief Disorder
Cara mengatasinya
Ketika diagnosis Prolonged Grief Disorder ditegakkan, perlu penanganan yang serius dari profesional seperti psikolog dan psikiater dengan berbagai macam terapi seperti menggunakan obat-obatan, terapi konseling, dan hipnoterapi. Apabila kamu mengalaminya, segera hubungi pelayanan kesehatan mental di sekitar kamu.
Referensi
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington : American Psychiatric Publishing.
-World Health Association (2019). International statistical classification of
diseases and related health problems 10th revision (ICD-10) version 2019.
https://icd.who.int/browse10/2019/en
-Jordan, Alexander H.; Litz, Brett T. (2014). Prolonged grief disorder: Diagnostic, assessment, and treatment considerations..
-Professional Psychology: Research and Practice, 45(3), 180–187. doi:10.1037/a0036836