Toxic Femininity: Saat Standar Perempuan Ideal Jadi Beban Berat

Thu Jun 20 2024

Toxic Femininity: Saat Standar Perempuan Ideal Jadi Beban Berat

Thu Jun 20 2024


Pernah nggak, kamu merasa harus selalu bersikap lemah lembut, penurut, dan tidak boleh berambisi? Atau, kamu merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna dan harus selalu mengutamakan kebutuhan orang lain? Kalau iya, mungkin terjebak dalam toxic femininity.

Apa Sih Toxic Femininity?

Toxic femininity itu bukan tentang menjadi perempuan yang lemah atau penakut. Toxic femininity lebih ke tentang pemaksaan perempuan untuk mengikuti standar kecantikan dan perilaku yang kaku dan represif. Perempuan yang terjebak dalam toxic femininity sering kali merasa harus mengorbankan kemandirian, keinginan, dan kepribadian mereka sendiri demi menyenangkan orang lain.

Bagaimana Toxic Femininity Berdampak pada Perempuan?

Toxic femininity bisa bikin perempuan ngerasa nggak percaya diri, cemas, bahkan depresi. Selain itu, standar kecantikan yang nggak realistis juga bisa bikin perempuan ngerasa nggak puas sama penampilan mereka sendiri. Duh, nggak banget, kan?

5 Tanda Kamu Terjebak dalam Toxic Femininity

1. Docile atau Jinak

Kamu selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain, bahkan sampai mengorbankan keinginan dan kebutuhanmu sendiri. Kamu merasa tidak pantas untuk berpendapat atau menentang orang lain, terutama laki-laki.

2. Hyper-Femininity

Kamu merasa harus selalu tampil feminin dan berperilaku sesuai dengan stereotip perempuan. Kamu merasa tidak pantas untuk menjadi pemimpin atau mengambil risiko. Kamu juga merasa harus selalu mengurus rumah tangga dan merawat anak.

3. Polisi Feminitas

Kamu sering mengkritik perempuan lain yang tidak sesuai dengan standar femininitasmu. Kamu merasa berhak untuk mendikte cara perempuan lain harus berpakaian, berbicara, dan berperilaku.

4. Sabotase Sesama Perempuan

Kamu merasa terancam oleh perempuan lain yang lebih sukses atau lebih percaya diri. Kamu sering berusaha untuk menjatuhkan perempuan lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Menganggap Kompetisi Perempuan Hanya untuk Menarik Perhatian Laki-laki

Kamu melihat perempuan lain sebagai saingan, bukan sebagai teman. Kamu merasa bahwa perempuan harus bersaing untuk mendapatkan perhatian laki-laki.

Sikap Positif Terhadap Femininitas

1. Standar Feminin Itu Subjektif
Tidak ada satu standar femininitas yang berlaku untuk semua perempuan. Setiap perempuan berhak untuk mendefinisikan femininitas dengan caranya sendiri.

2. Motivasi Perempuan Itu Penting
Perempuan berhak untuk memilih jalan hidupnya sendiri, selama pilihannya tidak merugikan orang lain. Motivasi perempuan untuk memilih jalan hidupnya harus dihormati.

3. Dukungan Sesama Perempuan Itu Penting
Perempuan harus saling mendukung dan mengangkat satu sama lain. Kita harus bekerja sama untuk melawan toxic femininity dan membangun dunia yang lebih adil dan inklusif untuk semua perempuan.

Toxic femininity adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional perempuan. Jika kamu merasa terjebak dalam toxic femininity, penting untuk mencari bantuan dari profesional atau berbicara dengan orang yang kamu percaya. Ingatlah bahwa kamu tidak sendirian, dan kamu berhak untuk menjadi diri sendiri tanpa harus mengikuti standar yang kaku dan represif.


Kamu Mungkin Suka

image

Tipe Extrovert Apa yang Kamu Banget?

26 Juli 2024

image

Mental Kepiting: Musuh Terbesar dalam Mengejar Impian

26 Juli 2024

image

Filosofi Kintsugi: Merajut Keindahan dari Retakan

26 Juli 2024

Lihat Semua